Kumpulan dari Teori Komunikasi dan Contoh

Teori Kemungkinan Elaborasi (Elaboration Likelihood Theory)
Richard Petty & John Cacioppo

Teori Kemungkinan Elaborasi  adalah teori yang menjelaskan kemungkinan manusia untuk mengevaluasi yang akan diterimanya secara kritis. Teori ini memcoba menjelaskan tentang cara seseorang mengevaluasi informasi yang diperolehnya baik secara kritis maupun dengan kurang kritis.
Teori Kemungkinan Elaborasi ini merupakan teori persuasi, yang mencoba meprediksi kapan dan bagaimana seseorang akan / tidak akan terbujuk oleh pesan. Karena manusia tidak selalu membuat penilaian secara sadar akan apa yang didengarnya.

Menurut teori ini ada 2 macam cara orang untuk mengelolah informasi:

  • Rute Sentral : manusia melakukan elaborasi (memikirkan secara aktif ) terhadap informasi yang diterima secara kritis.
  • Rute Periferal: manusia tidak melakukan elaborasi dan tidak bersifat kritis pada informasi yang diperoleh.
Tindakan apa yang akan dilakukan oleh manusia dalam mengelaborasi pesan tergantuk pada
·         Motivasi , dipengaruhi oleh:
§  Keterlibatan atau relevansi Personal.
§  Perbedaan Pendapat.
§  Kecenderungan Pribadi Seseorang terhadap cara berpikir kritis. 
·         Kemampuan orang tersebut

Contohnya:
Pada Kampaye anti rokok. Apabila penerima pesan ‘menempuh’ jalur sentral, maka ia akan memikirkan isi pesan itu. Bersifat kritis dan mencari tahu kebenaran data-data tentang bahaya rokok. Kalau ia setuju dengan pesan tersebut, bisa saja dia berhenti merokok. Tapi jika setelah berpikir mendalam, dia merasa tidak bisa hidup tanpa rokok, maka perilakunya tidak akan berubah. Keputusan yang diambil melalui ‘jalur’ ini, bersifat kuat dan mantap.

Jika penerima pesan mengabaikan isi pesan, maka ia mungkin mengambil rute peripheral. Ia akan menilai kredibilitas komunikator, pendapat orang lain, dan ‘manfaat’ yang diperoleh dari hal-hal eksternal. Keputusan/ perubahan perilaku yang diambil melalui jalur ini bersifat lemah dan mudah berubah.

Meskipun begitu, jalur peripheral bisa dijadikan alternatif dan batu loncatan sebelum berubah  ke jalur sentral. Misalnya, awalnya dia tidak tertarik dengan isi pesan, tapi dengan kredibilitas komunikator yang tinggi, serta dorongan teman-teman, membuat dia berpikir ualng dan memperhatikan isi pesan yang disampaikan..


Teori Pelanggaran Harapan (Cognitive Dissonance Theory)
Judee Burgoon
Teori pelanggaran harapan merupakan salah satu teori komunikasi yang menggambarkan bahwa seseorang memiliki harapan terhadap jarak prilaku non-verbal orang lain yang dapat memberikan kenyamanan kepadanya.  Teori ini melihat komunikasi sebagai pertukaran informasi yang dapat dianggap positif atau negatif  tergantung pada rasa suka atau harapan antara dua orang yang berinteraksi.
Hubungan ruang yang dimaksud di sini adalah ruang personal yang menunjukkan jarak yang dipilih untuk diambil oleh seseorang dalam berhadapan dengan orang lain.

Hubungan Ruang
Ilmu yang mempelajari tentang penggunaan ruang seseorang disebut sebagai proksemik. Penggunaan ruang dapat mempengaruhi  makna dan pesan. Manusia mempunyai dua kebutuhan : Afiliasi dan ruang pribadi. Sehingga  manusia senantiasa memiliki keinginan untuk dekat dengan orang lain, tetapi juga menginginkan adanya jarak tertentu
Jarak tersebut dapat dibedakan menjadi 4 zona yakni :
  1. Jarak intim mencakup perilaku yang ada pada jarak 0-46cm
  2. Jarak personal mencakup perilaku yang ada pada jarak 46cm-1,2 meter.
  3. Jarak sosial mencakup perilaku yang ada pada jarak 1,2-3,6 meter.
  4. Jarak publik merupakan jarak yang cakupannya melampaui 3,7 meter.
Hubungan Kewilayahan
Kewilayahan merupakan konsep yang penting untuk dibahas dalam teori pelanggaran harapan. Kewilayahan adalah kepemilikian seseorang terhadap suatu area atau benda. Ada tiga jenis wilayah, yaitu.
1.   Wilayah primer merupakan wilayah eksklusif seseorang dan ditandai dengan nama yang terpasang pada benda tersebut untuk menunjukkan identitas kepemilikannya
2.     Wilayah sekunder merupakan hubungan seseorang dengan sebuah area atau benda.
3.   Wilayah publik merupakan tempat-tempat terbuka untuk semua orang dan tidak termasuk hubungan personal di dalamnya, seperti taman, gunung, dan pantai.
Tiga asumsi yg menuntun teori  pelanggaran Harapan :
1.      Harapan mendorong terjadinya interaksi antar manusia
2.      Harapan terhadap perilaku manusia dipelajari .
3.      Orang membuat prediksi mengenai perilaku nonverbal

Valensi Penghargaan Komunikator
Menurut Burgoon, Deborah Coker dan Ray Coker, bahwa orang memiliki potensi baik karakteristik positif maupun negatif dalam sebuah interaksi.Hal ini disebut dengan Valensi Penghargaan Komunikator (Communicator Reward Valence)
          Burgoon, Deborah Coker dan Ray Coker (1986) melihat bahwa tidak semua pelanggaran atas perilaku yang diharapkan menimbulkan persepsi negatif.
          Burgoon berpikir bahwa orang memiliki potensi baik untuk memberikan penghargaan maupun memberikan hukuman dalam percakapan dan berpendapat bahwa orang membawa baik karakteristik positif maupun negatif dalam sebuah interaksi. Ia menyebutnya hal ini sebagai valensi penghargaan komunikator ( communicator reward valence).
          Menurut teori pelanggaran harapan, interprestasi terhadap pelanggaran sering kali bergantung pada komunikator serta nilai-nilai yang mereka miliki.
Contohnya:
Anggaplah anda seorang gadis jujur yang sedang ditaksir dua orang pemuda.. Anda tidak bingung karena jelas anda hanya menyukai salah seorang diantara mereka. Apa yang terjadi ketika pemuda yang anda senangi tersebut menemui anda dan berdiri terlalu dekat sehingga melanggar jarak komunikasi antarpribadi yang diterima secara normatif? Besar kemungkinan anda akan menilainya secara positif. Itulah tanda perhatian yang tulus atau itulah perilaku pria sejati ujar anda. Namun bagaimana halnya bila yang melakukan tindakan tersebut pria yang bukan anda senangi? Anda akan bereaksi secara negatif. Anda akan mengatakan bahwa orang itu tidak tahu sopan santun atau mungkin dalam hati anda akan berujar “Dasar lu, kagak tahu diri!”


Teori Disonansi Kognitif
Leon Festinger

Teori disonansi kognitif merupakan sebuah teori komunikasi yang membahas mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang yang diakibatkan oleh sikap, pemikiran, dan perilaku yang tidak konsisten dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut.
Terdapat empat asumsi dasar dari teori ini  :
·        Manusia memiliki hasrat akan adanya konsistensi pada keyakinan, sikap, dan perilakunya
·        Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis
·   Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk melakukan tindakan-tindakan dengan dampak yang dapat diukur
·       Disonansi akan mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan usaha untuk mengurangi disonansi


Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi  tingkat disonansi yang akan mempengaruhi tindakan seseorang dalam mengurangi disonansi tersebut:
  • Tingkat Kepentingan (importance), faktor dalam menentukan tingkat disonansi, merujuk pada berapa signifikan permasalahan.
  • Kedua, Jumlah disonansi dipengaruhi oleh Rasio Disonansi (dissonance ratio) atau jumlah kognisi disonan berbanding dengan jumlah kognisi yang konsonan.
  • Ketiga, Tingkat Disonansi dipengaruhi oleh rasionalitas (rationale) merujuk kepada alasan yang dikemukakan untuk menjelaskan mengapa sebuah inkonsistensi muncul.
Cara mengatasi disonansi
·         Mengurangi pentingnya keyakinan terhadap disonan kita
·         Menambah keyakinan yang konsonan
·         Menghapus disonansi dengan cara tertentu

Teori ini berkaitan dengan (Disonansi Kognitif dan Persepsi):

  Terpaan selektif(selective exposure),, metode untuk mengurangi disonansi dengan mencari informasi yang konsonan dengan keyakinan dan tindakan yang ada saat ini.
Perhatian selektif(selective attention) metode untuk mengurangi disonansi dengan memberikan perhatian pada informasi yang konsonan dengan keyakinan dan tindakan yang ada saat ini.
  Intepretasi selektif(selective intepretation) metode untuk mengurangi disonansi dengan mengitepretasikan informasi yang ambigu sehingga informasi ini menjadi konsisten dengan keyakinan dan tindakan yang ada saat ini.
     Retensi selektif (selective retention) merujuk pada mengingat dan mempelajari informasi yang konsisten dengan kemampuan yang lebih besar dibandingkan yang kita lakukan terhadap informasi yang tidak konsisten.
Karena teori ini memprediksikan bahwa seseorang akan berusaha untuk menghindari informasi yang meningkatkan disonansi

Justifikasi minimal (minimal justification ) merupakan penawaran insentif minimum yang diisyaratkan bagi seseorang untuk berubah.
“Jika seseorang berkeinginan untuk memperoleh perubahan pribadi selain persetujuan publik, cara terbaik untuk melakukannya ini adalah menawarkan cukup penghargaan atau hukuman untuk memperoleh persetujuan (justifikasi minimal). Festinger dan Carlsmith berpendapat bahwa melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keyakinan orang demi penghargaan yang minimal menimbulkan disonansi lebih banyak dibandingkan dengan ketika hal ini dilakukan dengan penghargaan yang lebih besar. Jadi, justifikasi minimal menghasilkan lebih banyak disonansi kognitif dan mensyaratkan lebih banyak perubahan-perubahan untuk menguranginya dibandingkan justifikasi yang lebih besar.

Contohnya :
Ketika saya tidak menyukai datang rapat tetapi saya tetap datang di rapat itu karena terpaksa. Akhirnya terjadi ketidaknyamanan. Entah itu ngedumel, atau bahasa tubuh lainnya yang menunjukkan kebosanan dan ketidakmauan dalam mengikutinya.


Teori Interaksi Simbolik (Symbolic Interaction Theory)
Dalam perspektif ini dikenal nama sosiolog George Herbert Mead (1863–1931), Charles Horton Cooley (1846–1929), yang memusatkan perhatiannya pada interaksi antara individu dan kelompok. Mereka menemukan bahwa individu-individu tersebut berinteraksi dengan menggunakan simbol-simbol, yang di dalamnya berisi tanda-tanda, isyarat dan kata-kata.

Istilah ‘interaksi simbolik’ tentu saja menunjuk pada sifat khusus dan khas dari interaksi yang berlangsung antar manusia. Kekhususan itu terutama dalam fakta bahwa manusia menginterpretasikan atau ‘mendefinsikan’ tindakan satu sama lain dan tidak semata-mata bereaksi atas tindakan satu sama lain.

Jadi, interaksi manusia dimediasi oleh penggunaan simbol-simbol, oleh interpretasi, atau oleh penetapan makna dari tindakan orang lain. Mediasi ini ekuivalen dengan pelibatan proses interpretasi antara stimulus dan respon dalam kasus perilaku manusia.Pendekatan interaksionisme simbolik memberikan banyak penekanan pada individu yang aktif dan kreatif ketimbang pendekatan-pendekatan teoritis lainnya. Pendekatan interaksionisme simbolik berkembang dari sebuah perhatian ke arah dengan bahasa; namun Mead mengembangkan hal itu dalam arah yang berbeda dan cukup unik. Pendekatan interaksionisme simbolik menganggap bahwa segala sesuatu tersebut adalah virtual.

Semua interaksi antarindividu manusia melibatkan suatu pertukaran simbol. Ketika kita berinteraksi dengan yang lainnya, kita secara konstan mencari “petunjuk” mengenai tipe perilaku apakah yang cocok dalam konteks itu dan mengenai bagaimana menginterpretasikan apa yang dimaksudkan oleh orang lain. Interaksionisme simbolik mengarahkan perhatian kita pada interaksi antarindividu, dan bagaimana hal ini bisa dipergunakan untuk mengerti apa yang orang lain katakan dan lakukan kepada kita sebagai individu.
Teori interaksi simbolik menyatakan bahwa interaksi sosial adalah interaksi symbol. Manusia berinteraksi dengan yang lain dengan cara menyampaikan simbol yang lain memberi makna atas simbol tersebut.

3 tema besar asumsi pada teori ini
          Pentingnya makna bagi perilaku manusia
ü  Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain kepada mereka
ü  Makna diciptakan dalam interaksi antarmanusia
ü  Makna dimodifikasi melalui proses interpretif

          Pentingnya konsep mengenai diri
ü  Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan orang lain
ü  Konsep diri memberikan motif yang penting untuk perilaku

          Hubungan antara individu dengan masyarakat
ü  Orang dan kelompok dipengaruhi oleh proses budaya dan sosial
ü  Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial

Terdapat 3 ide-ide dasar dalam membentuk makna dalam teori interaksi simbolok:
1.      Pikiran (Mind)
            adalah kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama, dimana tiap individu harus mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain.
          Bahasa                        
          Simbol Signifikan
          Pemikiran       
          Pengambilan Peran

2.      Diri (Self)
       Diri (self) merupakan kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain.
    Cermin diri merupakan kemampuan kita untuk melihat diri kira sendiri dalam pantulan dari pandangan orang lain.
        Efek Pygmalion
           
Hal ini merujuk pada harapan-harapan orang lain yang mengatur tindakan seseorang. Melalui bahasa, orang mempunyai kemampuan untuk menjadi :


3.      Masyarakat (Society)
Masyarakat adalah jejaring hubungan sosial yang diciptakan, dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan tiap individu tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya.



Contohnya:
Contoh sederhana adalah cara pikir orang yang berbahasa indonesia tentunya berbeda dengan cara pikir orang yang berbahasa jawa. Begitu pula orang yang berbahasa sunda akan berbeda cara berpikirnya dengan orang yang berbahasa inggris, jerman, atau arab.


Teori pengurangan ketidakpastian (Uncertainty Reduction Theory)/ Teori Interaksi Awal (Initial Interaction Theory)
Charles Berger dan Richard Calabrese

Teori pengurangan ketidakpastian merupakan salah satu teori komunikasi yang membahas mengenai strategi untuk mengurangi ketidakpastian kognitif dan perilaku dengan pencarian informasi melalui komunikasi dengan orang lain. Tujuan dari teori pengurangan ketidakpastian adalah untuk menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian di antara orang asing yang terlibat dalam pembicaraan satu sama lain untuk pertama kali.
Pengembangan teori ini menjelaskan bahwa kogintif kita merujuk pada keyakinan dan sikap yang kita dan orang lain anut. Maka timbul istilah Ketidakpastian kognitif yaitu tingkat ketidakpastian yang berhubungan dengan kognisi dan Ketidakpastian perilaku yaitu tingkat ketidakpastian yang berhubungan dengan perilaku.
Asumsi dalam teori ini :
  1. Orang mengalami ketidakpastian dalam latar interpersonal.
  2. Ketidakpastian adalah keadaan yang tidak mengenakkan, menimbulkan stress secara kognitif.
  3. Ketika orang asing bertemu, perhatian utama mereka adalah untuk mengurangi ketidakpastian mereka atau meningkatkan prediktabilitas..
  4. Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses perkembangan yang terjadi melalui tahapan-tahapan.
  5. Komunikasi Interpersonal adalah alat yang utama untuk mengurangi ketidakpastian.
  6. Kuantitas dan sifat informasi yang dibagi oleh orang akan berubah seiring berjalannya waktu.
  7. Sangat mungkin untuk menduga perilaku orang dengan menggunakan cara seperti hukum.
3 fase utama dalam komunikasi

  • ·         Fase awal yaitu tahapan awal dari sebuah interaksi diantara orang asing.
  • ·         Fase personal yaitu tahapan dalam sebuah hubungan ketika orang mulai untuk berkomunikasi secara lebih spontan dan personal.
  • ·         Fase akhir yaitu tahapan dalam sebuah hubungan ketika orang memutuskan apakah untuk meneruskan hubungan atau menghentikanya.

Aksioma teoritis : kepastian tentang ketidakpastian.
·         Aksioma 1
Komunikasi verbal, meningkatnya level jumlah komunikasi verbal yang dilakukan ketika tengah berkomunikasi dengan orang asing atau orang yang tidak dikenal, maka akan mengurangi tingkat ketidakpastian. Hal ini menyatakan adanya kebalikan atau hubungan negative antara ketidakpastian dan komunikasi verbal.
·         Aksioma 2
Kehangatan atau keakraban komunikasi non – verbal, ketika ekspresi – ekspresi non – verbal meningkat, situasi ketidakpastian akan semakin berkurang. pengurangan tingkat ketidakpastian, meningkatkan peningkatan ekspresi non-verbal.
·         Aksioma 3
Pencarian informasi, tingginya tingkat ketidakpastian bisa meningkatkan upaya – upaya seseorang untuk lebih aktif lagi dalam mencari informasi. ketika situasi ketidakpastian itu mulai dihindari, maka proses pencarian informasi pun semakin berkurang.
·         Aksioma 4
Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam sebuah jalinan sebuah hubungan dapat mengurangi keintiman kualitas komunikasi. rendahnya situasi ketidakpastian dapat meningkatkan tingkat keintiman kualitas komunikasi.
·         Aksioma 5
Pertukaran, ketidakpastian yang tinggi, dapat meningkatkan pertukaran informasi diantara mereka.
·         Aksioma 6
Kesamaan, semakin banyak persamaan diantara mereka, semakin menurunkan tingkat ketidakpastian.
·         Aksioma 7
Selera, selera akan semakin menurun jika situasi ketidakpastian cukup tinggi. sebaliknya selera akan semakin meningkat jika tidak ada kondisi ketidakpastian.
·         Aksioma 8
Ketidakpastian berhubungan secara negative dengan interaksi dalam jaringan sosial. Makin orang berinteraksi dengan teman dan anggota keluarga dari mitra hubungan mereka, makin sedikit ketidakpastian yang mereka alami.
·         Aksioma 9
Terdapat hubungan kebalikan atau negative antara ketidakpastian dan kepuasan komunikasi.

Contohnya :
Suatu hari Christian menunggu waktu kuliah di kampus. Di sebelahnya duduk seorang wanita yang tidak dikenalnya, yang merupakan mahasiswi kampus Undana juga. Setelah 5 menit berlalu, mereka merasa saling tidak nyaman dengan suasana tegang karena mereka tidak saling mengenal dan terus berdiam diri. Ada rasa ketidakpastian apakah orang di sebelahnya merasa tidak nyaman atau berpikir bahwa orang di sebelahnya itu sombong karena tidak menyapa dan tidak mengajak berkenalan. Akhirnya Christian menyapa wanita itu dan mengajaknya berkenalan, belum lama mereka mengobrol akhirnya mereka masuk ke kelas masing – masing. Christian mengalami ketidakpastian kembali dengan berpikir, apakah wanita itu menganggapnya “sok kenal”? tapi Christian memiliki keinginan untuk mengurangi ketidakpastian tersebut dengan mengajak wnaita itu berkenalan, oleh karena itu dia mungkin lebih mengerti lebih baik tentang kemungkinan tingkah laku dari orang itu.


Teori Konvergensi Simbolik
Ernest Bormann dengan kelompok mahasiswa dari Universitas Minnesota (1960-1970)
Teori ini menjelaskan tentang sharing fantasi. Symbolic Convergence Theory (SCT) bisa juga disebut teori komunikasi umum. SCT menjelaskan bahwa makna, emosi, nilai, dan motif untuk tindakan di retorika yang dibuat bersama oleh orang yang mencoba untuk memahami dari pengalaman yang umum, seperti keragaman kehidupan. Symbolic Convergence Theory adalah komunikasi umum teori karena menjelaskan bahwa fantasi-chaining oleh masyarakat umum tentang sebuah pengalaman yang memproduksi visi retorik dalam semua masyarakat.
Teori konvergensi simbolik /teori peleburan simbolik ini menganalisa interaksi dalam skala kelompok kecil (kelompok sosial, kelompok tugas, atau kelompok pergaulan). Keberhasilan  dari teori konvergensi simbolik ini ialah memahami proses-proses bagaimana kelompok membangun kebersamaan dan kesadaran kelompok, sementara kelompok yang lain tidak.
Asumsi  Teori
*        Bormann menyatakan bahwa  teorinya dibangun dalam kerangkaparadigma Narratif yang meyakini bahwa manusia merupakan Homo Narrans yakni makhluk yang saling bertukar cerita atau narasi untuk menggambarkan pengalaman dan realitas sosialnya.
*      Vasquez (Zeep,2003) menjelaskan bahwa Homo Narrans merupakan prinsip dasar bahwa manusia sebagai ³social storytellers´yang berbagi fantasi dankemudian membangun kesadaran kelompok dan menciptakan realitas sosial.
*      Watson dan Hill (2000: 304-305) menjelaskan perbedaan paradigma rasionaldan naratif sebagai payung suatu teori komunikasi dengan membedakan pada keyakinantentang realitas. Menurut paradigma rasional realitas itu bersifat tunggal.
Dua Asumsi Pokok Teori Konvergensi Simbolik
*      Pertama, realitas diciptakan melalui komunikasi. Dalam hal ini komunikasi menciptakan realitas melalui pengaitanantara kata-kata yang digunakan dengan pengalaman atau pengetahuan yang diperoleh.
*      asumsi kedua menyatakan bahwa makna individual terhadap simbol dapat mengalami konvergensi (penyatuan) sehingga menjadi realitas bersama.

Contohnya :
Cerita atau tema- tema fantasi diciptakan melalui interaksi simbolik dalam kelompok kecil dan kemudian dihubungkan dari satu orang ke orang lain dan dari satu kelompok ke kelompok lain untuk menciptakan sebuah pandangan dunia yang terbagi


Teori Manajemen Pengurangan Ketidakpastian dan Kecemasan
(Managing Uncertainty and Anxiety Theory)
Gudykunst
Teori ini lahir dari Teori pengurangan ketidakpastian yang  diterapkan dalam konteks komunikasi interpersonal. Akan tetapi beberapa peneliti mencoba menerapkan konsep-konsep teori pengurangan ketidakpastian dalam konteks komunikasi antar budaya yang disebut dengan teori manajemen kecemasan ketidakpastian (Gudykunst, 1955).

Tradisi Sosiopsikologis
*      Teori sosiopsikologis berfokus pada pengenalan variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku kita dalam Interaksi.
*      Tema pertama dlm bidang ini yaitu bagaimana setiap individu mengatur ketidakpastian tentang orang lain, bagaimana memperoleh informasi tentang orang lain, bagaimana hubungan ketidakpastian dan kecemasan, dan bagaimana  proses pengurangan ketidakpastian berhubungan dengan kebudayaan.
*      Tema kedua ialah bagaimana menyesuaikan perilaku kita dengan orang lain, bagaimana dan kapan perilaku kita mulai terbagi, apa yang terjadi ketika dugaan kita dilanggar, dan bagaimana kita dapat mendeteksi kebohongan berdasarkan perilaku orang lain.
Mengelola Ketidakpastian dan Kecemasan
*      Teori Berger disebut Teori Pengurangan Ketidakpastian (Uncertainty Reduction Theory) dan diperluas oleh Gudykunst menjadi Pengelolaan Ketidakpastian dan Keemasan (Anxiety Unertainty Management).
*      Teori Pengurangan Ketidakpastian  membahas proses dasar tentang bagaimana kita mengenal orang lain. Ketika kita bertemu dengan orang asing, kita mungkin memiliki keinginan yang kuat untuk mengurangi ketidakpastian tentang orang tersebut
*      Menurut  Berger, manusia sering kali kesulitan dengan ketidakpastian dan mereka ingin menebak perilaku, sehingga mereka terdorong mencari informasi tentang orang asing tersebut.

Teori Manajemen Koordinasi Makna
(Coordinated Management of Meaning Theory)
Barnett Pearce dan Vernon cronen
Manajemen Makna Terkoordinasi
          Dalam percakapan dan melalui pesan-pesan yang kita kirim dan terima, orang saling menciptakan makna.
          Saat kita menciptakan dunia sosial kita, kita menggunakan berbagai aturan untuk mengonstruksi dan mengkoordinasikan makna.
          Maksudnya aturan-aturan membimbing komunikasi yang terjadi di antara orang-orang.
          CMM berfokus pada relasi antara individual dan masyarakat.
          Melalui sebuah struktur hierarkis, orang-orang mengorganisasikan makna dari beratus-ratus pesan yang kita terima sehari.

Asumsi-asumsi Manajemen Makna Terkoordinasi.

  1. Asumsi Pertama dari CMM merupakan pentingnya komunikasi, yaitu Manusia hidup dalam komunikasi.
  2. Asumsi Kedua dari CMM adalah bahwa manusia saling menciptakan realitas sosial.

     - Kepercayaan bahwa orang-orang saling menciptakan realitas sosial mereka dalam percakapan disebut sebagai  Konstruksionesme sosial (Sosial Constructionism).
     - Keyakinan seseorang mengenai bagaimana makna dan tindakan sesuai atau tepat dalam sebuah interaksi disebut  sebagai Realitas Sosial (Social reality).
C.     Asumsi Ketiga yang ada dalam teori CMM berkaitan dengan cara orang mengendalikan percakapan.
      Pada dasarnya, transaksi informasi tergantung pada makna pribadi dan interpersonal.
      - Makna Pribadi (Personal Meaning) didefinisikan sebagai makna yang didapat ketika seseorang membawa  yang unik ke dalam sebuah interaksi.
      - Makna Interpersonal (Interpersonal Meaning) yaitu hasil yang muncul ketika dua orang sepakat akan  satu sama lain mengenai sebuah interaksi.

Para Teoretikus CMM mengemukakan enam level Makna :
       Isi
      Konversi dari data mentah menjadi makna
       Tindak Tutur
      tindakan yamg kita lakukan melalui berbicara
      contoh: bertanya,memberikan pujian, atau mengancam.
       Episode  
     Rutinitas komunikasi yang memiliki awal,pertengahan,dan akhir yang jelas.
       Hubungan
     Kesepakatan dan pengertian antara dua orang.
       Naskah Kehidupan 
      kelompok-kelompok episode masa lalu atau masa kini yang menciptakan suatu sistem makna
      yang dapat dikelola bersama dengan orang lain.
       Pola Budaya
      Gambaran mengenai dunia dan bagaimana hubungan seseorang dengan hal tersebut.

Contohnya :
Seorang duda dan janda yang ingin menikah. Dan mereka masing-masing sudah memiliki anak. Disatu sisi si duda sangat mencintai si janda. Di sisi lain si janda memperhatikan dan memikirkan anak-anaknya yang mungkin akan sulit beradaptasi di dalam keluarga baru. Pada akhirnya keduanya saling bicara secara terbuka dan dapa menyelesaikan permasalahannya dengan baik. Banyak keluarga yang mengalami kekacauan tetapi kemudian semuanya berangsur membaik.



Social Exchange Theory (Teori Pertukaran Sosial)
Teori ini menjelaskan tentang bagaimana mereka menghitung pengorbanan dan membandingkan dengan penghargaan yang didapatkan dengan meneruskan hubungan itu. Semua hubungan membutuhkan waktu dari partisipasinya
Pengorbanan (Cost) adalah elemen dari sebuah hubungan yang memiliki nilai negatif bagi seseorang
Penghargaan (rewards) adalah elemen-elemen dalam sebuah hubungan yang memiliki nilai positif
Nilai = Penghargaan - Pengorbanan
Hubungan yang positif adalah hubungan di mana nilainya merupakan angka positif; penghargaan lebih besar daripada pengorbanan.
Hasil akhir (outcome) yaitu apakah orang akan meneruskan suatu hubungan atau mengakhirinya. Hubungan yang positif biasanya dapat diharapkan bertahan, sedangkan hubungan yang negatif mungkin akan berakhir.
Pendapat :
John Thibaut & Harold Kelley (1959) menyatakan “setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal didalam suatu hubungan hanya selama hubungan itu cukup memuaskan dalam hal penghargaan dan pengorbanannya.
Ronald Sabatelli & Constance Shehan (1993) berpendapat pendeketan pertukaran sosial memandang hubungan melalui metafora pasar, di mana tiap tiap orang bertindak berdasarkan tujuan pribadi untuk mencari keuntungan.
Michael Rollof (1981) menyatakan bahwa kepentingan pribadi merupakan hal yang negatif; tetapi ketika kepentingan pribadi disadari, ini malah akan meningkatkan suatu hubungan.
Asumsi-asumsi yang dibuat  oleh teori pertukaran sosial mengenai sifat dasar manusia adalah sbb:
           Manusia mencari penghargaan dan menghindari hukuman
           Manusia adalah makhluk rasional
           Standar yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan penghargaan bervariasi seiring berjalannya waktudan dari orang ke orang lainnya
            Asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori pertukaran sosial mengenai sifat dasar dari sebuah  hubungan adalah sbb:
           Hubungan memiliki sifat saling ketergantungan
           Kehidupan berhubungan adalah sebuah proses
2 Tipe Perbandingan dari teori Thibaut dan Kelley
          1) Level Perbandingan (Comparison Level): Standar yang mewakili perasaan orang mengenai apa yang  mereka harus terima dalam hal penghargaan dan pengorbanan dari sebuah hubungan.
          2) Level Perbandingan Untuk Alternatif (Comparison Level for Alternatives): Bagaimana orang mengevaluasi suatu hubungan berdasarkan alternative-alternatif apa yang mereka miliki dari sebuah hubungan
Ada 2 jenis kekuasaan dalam teori Thabiaut dan Kelley:
          Pengendalian Nasib (fate control): kemampuan untuk mempengaruhi hasil akhir pasangan.
          Pengendalian Perilaku (behaviour control): kemampuan untuk mengubah perilaku pasangan dan mengubah perilaku sendiri.
Thibaut dan Kelley mendeskripsikan 3 Matriks yang berbeda dalam Pertukaran Sosial untuk mengilustrasikan pola yang mereka kembangkan:
          Matriks Terkondisi (given matrix): merepresentasikan pilihan-pilihan perilaku dan hasil akhir ditentukan oleh kombinasi dari factor-faktor eksternal (lingkungan) dan factor internal (keahlian yang dimiliki)
          Matriks Efektif (effective matrix): perubahan yang dapat anda lakukan terhadap matriks terkondisi anda dengan mempelajari keahlian baru
          Matriks Disposisional (dispositional matrix): merepresentasikan bagaiman dua orang berpendapat, tentang keyakinan untuk salling bertukar pendapat.
Struktur Pertukaran 
-Pertukaran Langsung(direct Exchange)
-Pertukaran Tergeneralisasi(generelizedExchange)
-Pertukaran Produktif(Produktif Exchange)

Contohnya :
Saya bisa dikatakan gadis yang pendiam, saya merasa sulit menjalin pergaulan. Sangat jarang saya dapat menceritakan perasaan, keinginan, dan fikiran-fikiran yang ada pada dirinya. Akibatnya, saya kurang dikenal oleh teman sepergaulannya.
Dalam masalah ini saya hanya mendapat sedikit ganjaran karena saya hanya tidak sepenuhnya diterima oleh sosial dan sedikit dukungan dengan ketertutupan diri saya. Dan saya mendapat banyak biaya dalam setiap sosialisasi saya, banyak kesalahan pahaman dan kecemasan dalam beberapa hubungan sosial. Saya sudah berusaha untuk merubah diri sehingga bisa mendapatkan hasil dan laba dalam setiap sosialisasi. Mungkin karena saya selalu mengukur tingkat perbandingan antara masa sekolah saya dengan masa kuliah saya yang sekarang ini yang memang jauh berbeda.
Kemungkinan besar, saya mempunyai daerah publik (A) yang kecil, sedangkan daerah yang tersembunyi lebih besar (C) atau Shasa mempunyai daerah buta yang lebih besar (B), sebab kelebihan yang merupakan aset bagi dirinya tidak disadarinya atau dilihat orang lain.
Semakin luas daerah A dapat dikatakan seseorang mempunyai konsep diri yang positif. Ia telah tahu, baik dalam kuantitas maupun kualitas, kekuatan dan kelemahan dirinya. Orang semakin bebas untuk menentukan langkahnya, topeng-topeng yang dipakainya semakin terkuak dan ditinggalkannya. Ia menjadi pribadi yang matang, percaya diri, tidak takut menghadapi kegagalan, dan siap mengahadapi tantangan.



Comments