Kenapa banyak pengangguran di Indonesia ?

  •  Krisis ekonomi GLOBAL yang melanda para pemilik bisnis atau perusahaan. Ini merupakan faktor tidak langsung yang menyebabkan banyak angkatan kerja yang sebenarnya sudah siap kerja terpaksa harus menganggur, karena pihak perusahaan (pemasok kerja) meminimalis dan memilih strategi efisiensi terhadap sumber daya manusia yang mereka pekerjakan di perusahaan mereka. Mereka cenderung mengurangi jumlah tenaga kerja yang digunakan demi keuntungan yang lebih besar. Oleh sebab itu, jumlah pengangguran di Indonesia bertambah, karena tidak terserap lapangan kerja.
  • Gap antara Kesempatan Kerja dan Jumlah Angkatan Kerja yang tinggi. Ketidaksesuaian jumlah penduduk dengan lapangan kerja, ketidakseimbangan demand (permintaan) dan supply (penawaran) dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih rendah. Lapangan pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja umumnya tidak sesuai dengan tingkat pendidikan atau ketrampilan yang dimiliki. Sekarang ini bisa dibayangkan, begitu banyaknya mahasiswa-mahasiswi yang menjadi wisudawan dari berbagai kampus di Indonesia. Tentunya jumlahnya tidak sedikit. Mereka ini termasuk dalam Angkatan Kerja atau manusia yang siap kerja. Sayangnya, jumlah ini tidak berbanding lurus atau balanced dengan jumlah kesempatan kerja. Jadinya, bisa diamati sendiri, fakta dilapangan menyebutkan bahwa satu pekerjaan saja, diperebutkan oleh seribu calon pelamar kerja. Ketidakseimbangan inilah yang menyebabkan semakin meningkatkan jumlah pengangguran di Indonesia. 
  • Pendidikan di Indonesia itu tidak efektif. Kebanyakan dari lembaga pendidikan di Indonesia hanya menekankan nilai di atas kertas, alias pengetahuan teoritis. Padahal di dunia kerja yang dibutuhkan tenaganya adalah calon-calon tenaga kerja yang memiliki skill atau keterampilan. Akibatnya kualitas SDM itu sendiri yang tidak sesuai dengan yang diharapkan di lapangan, antara lain dikarenakan penciptaan SDM oleh perguruan tinggi yang belum memadai, atau belum mencapai standar yang ditetapkan, kurikulum perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan industri, dan juga anggaran yang disediakan pemerintah untuk sektor pendidikan yang masih rendah sehingga yang dihasilkanpun tidak mencapai suatu yang maksimal. 
  • Pendidikan di Indonesia Tidak Membentuk Manusia Creative, yang ada adalah membentuk manusia-manusia pasive yang berujung pada kepasrahan. Dilihat dari kenyataannya, sekolah-sekolah di Indonesia memang mendidik muridnya untuk siap jadi pekerja, tapi tidak mendidik mereka dengan daya kreasi untuk menciptakan lapangan kerja sendiri atau dalam istilah lain menjadi pengusaha. Mereka cenderung pasrah dan  dan passive mencari pekerjaan tanpa berpikir untuk membuat lapangan pekerjaan sendiri. Buktinya jika ditanyakan tentang kenapa seseorang bersekolah atau pergi kuliah.Sebagian besar pasti menjawab, Ya biar lulus nanti dapat kerja. Inilah letak kesalahan konsep berpikir masyarakat Indonesia. Di jaman yang semakin maju dimana persaingan antar manusia semakin ketat. Para calon pendidik harus memiliki konsep berpikir bukan sebagai pekerja melainkan sebagai pengusaha yang dapat melahirkan konsep-konsep lapangan pekerjaan baru. Oleh sebab itu, para pendidik khususnya di perguruan tinggi jangan lagi berorientasi pada penciptaan tenaga kerja, tetapi harus diarahkan penciptaan terhadap lapangan kerja atau kewirausahawan. 
  • Pendidikan di Indonesia tidak merata. Pembagian kurikulum dan fasilitas pendidikan  belum dapat di akomodasi secara merata diberbagai tempat di Indonesia. Hal ini berpengaruh terhadap kualitas tenaga kerja di tiap daerah. Ini merupakan dilemma tersendiri bagi tenaga kerja yang ada di Indonesia. Di satu sisi, para pelajar yang mendapat kualitas dan system pendidikan yang baik, cenderung untuk bekerja di perusahaan-perusahaan asing dengan taraf dan gaji yang tinggi. Sedangkan di lain sisi, para pelajar yang kurang mendapat fasilitas di daerah mereka cenderung sulit memperoleh pekerjaan. Karena  umumnya perusahaan atau penyedia lapangan kerja membutuhkan tenaga yang siap pakai, artinya sesuai dengan pendidikan dan ketrampilannya, namun dalam kenyataan tidak banyak tenaga kerja yang siap pakai tersebut. Justru yang banyak adalah tenaga kerja yang tidak sesuai dengan job yang disediakan.

Comments

  1. dengan kejadian seperti itu tentunya sudah mengharuskan kita masyarakt bahwa kita harus membuka bisnis, sehingga tidak hanya menunggu pekerjaan dan kerja pada perusahaan orang lain.

    Salam kenal ya pak Harga dan Spesifikasi iPhone Terbaru

    ReplyDelete
  2. D A D U P O K E R

    Situs Judi Online BANDARQ 8 Games 1 ID
    Minimal Deposit 20 ribu ^^
    Jackpot Jutaan Rupiah SETIAP HARI !!!
    Hadirkan New games dengan Sistem Baru " BANDAR66 "

    HOT Promo Dadupoker Februari 2019 :
    (*) Bonus Referral 20%
    (*) Bonus Turn Over Hingga 0,5%
    (*) Jackpot Jutaan Rupiah ( Setiap Hari )
    (*) 1.000% NO Robot dan No Admin !!!

    Link Resmi : www.dadupoker66.org

    Info Selengkapnya Hubungi kami :
    BBM : 2be2b4b7
    WA : +6281291417675

    ReplyDelete

Post a Comment